November 19, 2012

Cinta itu Lucu




Lucu itu membayangkan,
Kamu dengan wajahmu, wajah yang lelah, sebal, gemas tapi senang. Wajah yang mencari dan menanti wajah yang lain. 
“Lewat jalur mana ya nanti keretanya? Turunnya lewat gerbong berapa ya? Pakai baju apa dia? Adakah yang berubah sejak terakhir kali kita bertemu?”
Jarak selalu menuai kisah tersendiri saat sebuah pertemuan.

September 12, 2012

Monolog Sang Mantan




25 Oktober 2009
Sisi satu, “ Aku akan sms dia, dia yang udah sakitin aku terdahulu. I have the new one. Better than him!”
Sisi dua, “Buat apa? Ngaruhnya apa? Emang dia bakal terpengaruh?”
“Harus! Dia harus terpengaruh. Aku mau dia nyesel karena ninggalin aku!”
“Enggak ada gunanya, dia sayang banget sama pacarnya sekarang. Dia udah lupain kamu.”
“Enggak! Dia gak akan lupain aku!”
“Kamu hanya tidak bisa menerima kenyataan, Amrita.”
“Kenyataan apa?”
“Kenyataan bahwa dia sudah bahagia dengan yang lain, kenyataan bahwa kamu sudah menjadi bagian yang terlupakan.”
“Dia engga bakal lupain aku, Amrita!”

April 16, 2012

Silence



.......................awal Februari, we’re just go on
 “Mavendraaaaaaaaaa!”
                Ciri-ciri orang yang sedang melakukan keusilan adalah wajahnya sangat riang, tersenyum-senyum geli sendiri dan mengabaikan perbincangan tentang objek yang diusili. Contoh adalah laki-laki di depanku, Mavendra. Bukannya membantu handphone-ku yang hilang, dia malah mengabaikanku, senyum-senyum sendiri sambil membaca komik. Ketika aku tanya, dimana handphone-ku? Dia akan menjawab, “handphone apa sih?” dengan muka polosnya. Dan jika aku bertanya, kenapa senyum-senyum sendiri, diaakan menjawab, “bukunya lucu.” Padahal dia membaca terbalik.
                Cara ampuhku adalah memasang muka memelas atau dongkol. Tapi bukan mengembalikan handphone padaku langsung dan mengakui perbuatannya, tapi biasanya dia mengembalikan dalam tas atau mengembalikan di tempat dia mengambil saat aku lengah. Intinya dia tidak pernah mau mengakuinya keusilannya. Titik.
                Hari ini aku dan Mavendra belanja kebutuhan sehari-hari. Maklum, aku dan dia sesama anak kos. Kebiasaan ketika kita belanja bersama adalah saling mengingatkan untuk berhemat. Bahkan sampai tingkat kikir kalau perlu. ‘Ada conditioner-nya nih merk ini.’ Dengan dingin Mavendra bersuara, ‘yakin bakal dipake? Kamu mau shampoo-an aja udah untung.’ Atau ketika Mavendra memilih sabun muka, ‘merek A 7000; merek B 7500; sementara merek C 11000. Pilih yang mana nih?’ tanpa banyak bicara lalu aku merampas facial foam merek A dan memasukkan dalam troli.

April 13, 2012

Aku dan Cinta Pertamaku




Mendengar dan atau melihat dia tertawa lepas, sungguh dapat membuatku tersipu-sipu sendiri ikut merasakan kesenangan yang dia rasakan, meski aku memandangnya dari sebuah sudut kelas dan dia ada di sudut lainnya. Tawanya membangun sebuah asa, tertawa bersamanya.

Semakin hari tawanya semakin riang, makin banyak kawan yang dekat dengannya. Untuk ukuran siswa baru, dia sudah banyak orang yang dekat dengannya, pria-wanita, dalam atau luar kelas. Untuk kemudian dia menjadi sosok yang populer. Sementara aku, mampu dikenal segelintir manusia di kelas itu saja sudah bersyukur.

January 19, 2012

[another] Loving without touching

                When love is not talking about physically
Banyak orang yang mencibir sejak aku mengangkat seorang anak laki-laki dari sebuah panti asuhan, ‘kenapa anak seperti itu masih kau banggakan? Malah kamu jadikan anak angkatmu.’ Tidak hanya satu dua orang yang mencibirku, yang lain pun meneruskan, ‘apa tidak bisa mengangkat anak yang normal saja?’
Memang kenapa dia tidak normal?
Memang ada yang salah kalau aku menyayangi anak yang tidak normal fisik maupun mental? Apa yang harus mendapat perhatian dan kasih sayang hanya mereka yang normal dan ‘mahal’? Jika itu prinsip kalian, lalu mereka yang tidak normal dan ‘murah’ mendapat asupan kasih sayang dari mana?
Dia memang tidak normal, dia memang cacat, tapi cintaku yang tercurah padanya juga tidak pernah mengenal kata cacat. Sejuk tatap matanya yang mengajarkanku untuk mencintanya segenap jiwa raga.

Loving Without Touching

                When love is not talking about physically
Banyak orang yang mencibir, ‘ngapain sih ikan kecil seribuan kayak gitu dibelain dibawa ke mana-mana.’ Malah ada yang sedikit jahat berkata, ‘paling juga di taruh di WC terus disiram juga bakal mati.
Memang kenapa kalau Fishy kecil?
Memang ada yang salah kalau harga dia per ekor cuma Rp 1.000,00?
Apa yang harus mendapat perhatian dan kasih sayang hanya mereka yang tidak kecil dan mahal? Justru ketulusan perhatian dan sayang yang kalian beri diragukan, karena memang kalian sayang atau karena berharga mahal sehingga kalian merasa harus menjaga baik-baik. Itu bukan cinta.               

January 08, 2012

Harusnya Kau Pilih Aku



Kekasihmu tak mencintai, dirimu sepenuh hati
Dia selalu pergi meninggalkan kau sendiri

Elodie, masih terdiam dalam tangisnya. Ia masih meringkuk menahan kesakit-hatiannya. Sejak kedatanganku, ia belum bercerita apapun tentang perlakuan busuk apa lagi yang telah Devian, kekasihnya, lakukan padanya. Apapun yang aku bawakan tak menarik perhatiannya, teh hangat, camilan, apalagi buku salah satu mata kuliah yang tebalnya mencapai 500 halaman, pasti tidak akan menarik minatnya untuk bangkit dari keterpurukannya malam ini. Jika sudah begini, orang di sekitarnya, termasuk aku, akan mengalami kebingungan tingkat mahasiswa. Akhirnya, aku memain-mainkan boneka Elmo milik Elodie. Biasanya dia akan protes jika Elmo-nya mulai teraniaya di tanganku, namun kali ini dia benar-benar tidak peduli.
“Damn! Apa lagi yang harus aku perbuat?” batinku.

January 02, 2012

New Year Eve

You said that I’m good in my imagination, so I’ll prove it.

Malam Penutupan tahun 2011
         Aku menyiapkan sebuah meja yang memisahkan dua buah kursi dengan sandaran di teras lantai dua rumahku, orang-orang menyebutnya balkon. Aku tutupi meja mungil itu dengan sebuah taplak berwarna biru muda, warna kesukaanmu. Semua aku yang menyiapkan, semua tidak boleh terlewatkan; biskuit cokelat yang aku buat dengan mama tadi siang aku ingin kamu menjadi orang pertama yang mencicipinya, dan cokelat hangat yang akan menemani kita terjaga hingga tengah malam, meski sebenarnya aku ragu kemampuan minuman itu menyaingi kehangatan kita berdua ketika tanganku dan tanganmu mulai menyatu.
         Sengaja aku membuat dari cokelat, aku hanya ingin kamu tahu betapa indah dan nikmatnya memandang kedua bola matamu, cokelat.