.......................awal
Februari, we’re just go on
“Mavendraaaaaaaaaa!”
Ciri-ciri orang yang sedang
melakukan keusilan adalah wajahnya sangat riang, tersenyum-senyum geli sendiri
dan mengabaikan perbincangan tentang objek yang diusili. Contoh adalah
laki-laki di depanku, Mavendra. Bukannya membantu handphone-ku yang hilang, dia malah mengabaikanku, senyum-senyum
sendiri sambil membaca komik. Ketika aku tanya, dimana handphone-ku? Dia akan menjawab, “handphone apa sih?” dengan muka polosnya. Dan jika aku bertanya,
kenapa senyum-senyum sendiri, diaakan menjawab, “bukunya lucu.” Padahal dia
membaca terbalik.
Cara ampuhku adalah memasang
muka memelas atau dongkol. Tapi bukan mengembalikan handphone padaku langsung dan mengakui perbuatannya, tapi biasanya
dia mengembalikan dalam tas atau mengembalikan di tempat dia mengambil saat aku
lengah. Intinya dia tidak pernah mau mengakuinya keusilannya. Titik.
Hari ini aku dan Mavendra
belanja kebutuhan sehari-hari. Maklum, aku dan dia sesama anak kos. Kebiasaan
ketika kita belanja bersama adalah saling mengingatkan untuk berhemat. Bahkan
sampai tingkat kikir kalau perlu. ‘Ada
conditioner-nya nih merk ini.’ Dengan dingin Mavendra bersuara, ‘yakin bakal dipake? Kamu mau shampoo-an aja
udah untung.’ Atau ketika Mavendra memilih sabun muka, ‘merek A 7000; merek B 7500; sementara merek C 11000. Pilih yang mana
nih?’ tanpa banyak bicara lalu aku merampas facial foam merek A dan memasukkan dalam troli.