April 16, 2012

Silence



.......................awal Februari, we’re just go on
 “Mavendraaaaaaaaaa!”
                Ciri-ciri orang yang sedang melakukan keusilan adalah wajahnya sangat riang, tersenyum-senyum geli sendiri dan mengabaikan perbincangan tentang objek yang diusili. Contoh adalah laki-laki di depanku, Mavendra. Bukannya membantu handphone-ku yang hilang, dia malah mengabaikanku, senyum-senyum sendiri sambil membaca komik. Ketika aku tanya, dimana handphone-ku? Dia akan menjawab, “handphone apa sih?” dengan muka polosnya. Dan jika aku bertanya, kenapa senyum-senyum sendiri, diaakan menjawab, “bukunya lucu.” Padahal dia membaca terbalik.
                Cara ampuhku adalah memasang muka memelas atau dongkol. Tapi bukan mengembalikan handphone padaku langsung dan mengakui perbuatannya, tapi biasanya dia mengembalikan dalam tas atau mengembalikan di tempat dia mengambil saat aku lengah. Intinya dia tidak pernah mau mengakuinya keusilannya. Titik.
                Hari ini aku dan Mavendra belanja kebutuhan sehari-hari. Maklum, aku dan dia sesama anak kos. Kebiasaan ketika kita belanja bersama adalah saling mengingatkan untuk berhemat. Bahkan sampai tingkat kikir kalau perlu. ‘Ada conditioner-nya nih merk ini.’ Dengan dingin Mavendra bersuara, ‘yakin bakal dipake? Kamu mau shampoo-an aja udah untung.’ Atau ketika Mavendra memilih sabun muka, ‘merek A 7000; merek B 7500; sementara merek C 11000. Pilih yang mana nih?’ tanpa banyak bicara lalu aku merampas facial foam merek A dan memasukkan dalam troli.

April 13, 2012

Aku dan Cinta Pertamaku




Mendengar dan atau melihat dia tertawa lepas, sungguh dapat membuatku tersipu-sipu sendiri ikut merasakan kesenangan yang dia rasakan, meski aku memandangnya dari sebuah sudut kelas dan dia ada di sudut lainnya. Tawanya membangun sebuah asa, tertawa bersamanya.

Semakin hari tawanya semakin riang, makin banyak kawan yang dekat dengannya. Untuk ukuran siswa baru, dia sudah banyak orang yang dekat dengannya, pria-wanita, dalam atau luar kelas. Untuk kemudian dia menjadi sosok yang populer. Sementara aku, mampu dikenal segelintir manusia di kelas itu saja sudah bersyukur.